Tragedi Kebakaran Gedung Terra Drone: 22 Jiwa Melayang Akibat Asap, Pemicu Evaluasi Nasional

Table of Contents

Data Kebakaran Terra Drone: 41 Orang Berada di Gedung, 22 Meninggal dan 19 Selamat


VGI.CO.ID - Kebakaran hebat melanda Gedung Terra Drone yang berlokasi di Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 10 Desember 2025, menyisakan duka mendalam. Insiden tragis ini telah menelan 22 korban jiwa yang sebagian besar meninggal akibat menghirup asap beracun, bukan terbakar api secara langsung.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian telah mengungkapkan data terbaru terkait korban bencana ini, menegaskan bahwa keselamatan kebakaran gedung harus menjadi perhatian serius. Peristiwa ini sekaligus menjadi alarm keras bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk meninjau ulang regulasi serta sistem keselamatan bangunan di Indonesia.

Kronologi Kebakaran dan Terjebaknya Karyawan

Pada hari kejadian, Selasa (10/12/2025), lebih dari 80 karyawan Terra Drone masuk kerja seperti biasa. Memasuki jam makan siang, hampir setengah dari jumlah karyawan tersebut memilih untuk makan di luar kantor, namun 41 karyawan lainnya masih berada di dalam gedung.

Api diduga bermula di lantai satu gedung, area tempat disimpannya berbagai peralatan vital untuk pembuatan drone. Kobaran api mendadak muncul, merambat dengan cepat, dan membesar, secara efektif memblokir akses jalur evakuasi utama.

Sebanyak 41 karyawan yang masih berada di dalam Gedung Terra Drone sontak dilanda kepanikan luar biasa. Mereka terjebak di lantai atas karena tertutupnya jalur ke bawah oleh asap tebal dan kobaran api yang membesar.

Meskipun lantai dua hingga enam serta area rooftop bangunan tidak terdampak langsung oleh kobaran api, asap tebal yang membumbung tinggi menjadi ancaman mematikan. Asap ini menerjang setiap oksigen di dalam ruangan dengan karbon monoksida dan zat beracun lainnya, membuat para karyawan sulit bernapas.

Penyebab Kematian dan Upaya Penyelamatan

Dari total 41 orang yang terjebak, 22 korban lainnya tidak berhasil diselamatkan oleh petugas pemadam kebakaran. Menurut penjelasan Mendagri Tito Karnavian pada Rabu, 10 Desember 2025, di depan gedung yang hangus, penyebab utama kematian adalah karena asap yang terhirup.

“Sehingga wafat 22 orang. 22 orang itu wafatnya saya tanya apakah terbakar atau karena apa? Rupanya bukan karena terbakar, tapi karena asap. Ya mungkin karbon monoksida atau zat beracun lainnya ya, yang terhisap,” jelas Tito. Karbon monoksida adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat mematikan karena dapat menggantikan oksigen dalam darah.

Baca Juga: Mendagri Minta Pemda Permudah Izin Usaha, Dongkrak PAD dan Ekonomi Lokal

Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) menunjukkan respons yang sangat cepat, tiba di lokasi tujuh menit usai menerima laporan darurat. Petugas bergerak sigap untuk menyelamatkan satu per satu korban yang terjebak di dalam gedung, berpacu melawan waktu yang semakin menipis.

Mendagri Tito Karnavian sangat mengapresiasi gerak cepat dan dedikasi petugas Damkar selama proses penanganan kebakaran Gedung Terra Drone. “Dalam waktu 7 menit, 7 menit setelah laporan, langsung datang ke TKP. Dan kemudian melakukan evakuasi melalui jalur samping,” ungkapnya, menyoroti heroiknya aksi penyelamatan.

Evaluasi Menyeluruh Terhadap Regulasi Gedung

Tragedi ini menjadi pelajaran pahit bagi semua pihak, termasuk pemerintah, mengenai pentingnya standar keselamatan bangunan yang ketat. Mendagri menyoroti fakta bahwa Gedung Terra Drone tidak memiliki jalur evakuasi yang memadai ketika kebakaran terjadi di lantai satu, serta minimnya alat pemadam kebakaran yang mencukupi.

Rencananya, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terkait aturan pembuatan gedung, khususnya dalam mengukur potensi risiko kebakaran. Proses ini akan mencakup tinjauan terhadap sistem Online Single Submission (OSS), Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), hingga pemeriksaan Damkar untuk memenuhi Sertifikat Laik Fungsi (SLF).

Mendagri juga mengemukakan pertanyaan krusial mengenai tidak adanya regulasi untuk pemeriksaan gedung secara reguler, berbeda dengan kendaraan umum yang memiliki uji KIR periodik. “Nah apakah untuk gedung-gedung juga, terutama gedung-gedung yang high risk, risiko tinggi, itu diperlukan untuk pengecekan reguler? Supaya tidak terulang lagi peristiwa ini,” tanyanya, menekankan perlunya inspeksi berkala.

Langkah Pemerintah ke Depan

Berkaca dari insiden Gedung Terra Drone, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertekad untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang. Oleh karena itu, Kemendagri akan segera menggelar rapat penting dengan seluruh kepala daerah di Indonesia.

Rapat ini akan melibatkan seluruh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu) yang berwenang mengeluarkan izin PBG. Tito Karnavian menandaskan, “Nah, ini yang kita tidak inginkan terulang di masa mendatang di tempat-tempat lain juga. Besok saya akan melakukan Zoom Meeting dengan seluruh kepala daerah dan seluruh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran, serta DPMPTSP.”

Harapannya, melalui evaluasi dan koordinasi yang kuat, standar keselamatan gedung di seluruh Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa fasilitas publik dan tempat kerja aman dari ancaman kebakaran, serta melindungi nyawa warga dari tragedi serupa di masa depan.

Posting Komentar