Polisi Periksa Manajemen Terra Drone, Dalami Unsur Kelalaian Kebakaran Maut di Kemayoran

VGI.CO.ID - Kapolres Metro Jakarta Pusat Susatyo Purnomo Condro mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan dan penyidikan secara paralel terkait insiden kebakaran Gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat. Langkah tegas ini diambil guna mengidentifikasi secara menyeluruh apakah terdapat unsur pidana, khususnya kelalaian, yang menjadi pemicu atau faktor penyebab dalam kebakaran tragis tersebut.
Insiden kebakaran yang terjadi pada Selasa, 9 Desember 2025, telah menarik perhatian publik dan aparat penegak hukum. Fokus utama penyelidikan adalah mencari tahu sejauh mana pertanggungjawaban perusahaan dalam memastikan keselamatan operasionalnya serta pencegahan risiko kebakaran.
Penyelidikan Intensif dan Pemeriksaan Saksi Kunci
Dalam tahap awal penyelidikan dan penyidikan ini, pihak kepolisian telah memanggil dan memeriksa tujuh orang saksi penting. Enam di antaranya merupakan karyawan yang bekerja di Gedung Terra Drone, sementara satu saksi lainnya adalah warga yang tinggal di lingkungan sekitar lokasi kejadian.
Proses pemeriksaan saksi ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi detail dan kronologi kejadian dari berbagai perspektif yang berbeda. Hari ini, Rabu (10/12/2025), polisi juga dijadwalkan akan memeriksa pihak manajemen Terra Drone secara intensif di Jakarta.
Pemeriksaan terhadap manajemen ini krusial untuk mengidentifikasi apakah perusahaan telah melakukan perhitungan risiko yang memadai terhadap jenis usaha yang dijalankan. Penekanan juga diberikan pada kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya dari material yang digunakan.
“Hari ini kami akan periksa pihak manajemen apakah sudah diperhitungkan risiko dari usaha ini, apakah cukup dengan alat pemadam api ringan (APAR) yang untuk bisa memadamkan baterai,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Susatyo Purnomo Condro dalam konferensi pers pada Rabu (10/12/2025). Pernyataan ini menegaskan fokus polisi terhadap standar keselamatan dan kesiapsiagaan darurat perusahaan.
Titik Api dan Dugaan Penyebab Kematian Tragis
Sejumlah informasi baru telah terungkap mengenai kebakaran di Gedung Terra Drone yang menjadi perhatian serius aparat. Polisi dan pemerintah daerah menemukan bahwa kebakaran bermula dari lantai satu gedung, yang ternyata merupakan area vital tempat penyimpanan peralatan untuk pembuatan kapal nirawak atau drone.
Di lokasi tersebut, ditemukan berbagai peralatan sensitif seperti baterai, yang dikenal memiliki potensi bahaya tinggi, hingga alat-alat khusus untuk merakit drone. Keberadaan material-material ini di lantai satu, yang juga merupakan area operasional, menimbulkan pertanyaan besar terkait standar penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya yang diterapkan.
Baca Juga: Twibbon Hari Persatuan Farmasi Indonesia 2024: Link Download dan Cara Penggunaan
Fakta yang paling memilukan adalah para karyawan yang berada di dalam gedung dilaporkan terjebak karena tidak adanya jalur evakuasi yang memadai. Kondisi ini membuat mereka kesulitan menyelamatkan diri saat api dan asap mulai menyebar dengan cepat dan tak terkendali.
Atas dasar temuan tersebut, polisi menduga kuat bahwa sebagian besar korban meninggal dunia bukan karena terbakar langsung oleh api, melainkan akibat menghirup asap yang mengandung bahan-bahan beracun. Asap beracun dari material elektronik dan baterai bisa sangat mematikan dalam waktu singkat dan sulit dihindari.
Identifikasi Korban dan Jumlah Fatalitas
Tragedi kebakaran ini menelan korban jiwa yang cukup banyak, memunculkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat di sekitar Kemayoran. Polri sendiri telah berhasil mengidentifikasi tiga korban dari peristiwa kebakaran Gedung Terra Drone.
Namun, informasi yang lebih luas menunjukkan bahwa insiden tragis ini mengakibatkan meninggalnya 22 orang, sebagaimana dilaporkan sebelumnya. Jumlah ini menggarisbawahi skala serius dari bencana tersebut dan kebutuhan mendesak akan evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan gedung dan operasional perusahaan.
Implikasi Hukum dan Tanggung Jawab Perusahaan
Penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Pusat memiliki implikasi hukum yang signifikan, terutama jika terbukti ada unsur kelalaian dalam kasus ini. Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan mematuhi semua regulasi keselamatan yang berlaku.
Apabila ditemukan bahwa manajemen Terra Drone lalai dalam menyediakan fasilitas keselamatan yang memadai, seperti jalur evakuasi atau penanganan bahan berbahaya yang tepat, maka mereka bisa menghadapi tuntutan pidana. Kasus ini diharapkan dapat menjadi pelajaran penting bagi semua perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang teknologi dengan potensi risiko tinggi, untuk senantiasa mengutamakan keselamatan para pekerja dan standar operasional yang ketat.
Pihak berwenang berkomitmen untuk melanjutkan penyelidikan hingga tuntas, memastikan semua pihak yang bertanggung jawab atas tragedi ini dimintai pertanggungjawaban sesuai hukum. Transparansi dan keadilan menjadi prioritas utama dalam penanganan kasus kebakaran Gedung Terra Drone Kemayoran ini untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
Posting Komentar