Pariyem, Tulang Punggung Keluarga, Tewas dalam Tragedi Kebakaran Terra Drone

Table of Contents

Pariyem, Korban Tewas Kebakaran Gedung Terra Drone Tulang Punggung Keluarga


VGI.CO.ID - JAKARTA – Tragedi kebakaran hebat di Gedung Terra Drone, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12/2025), menelan korban jiwa, salah satunya adalah Pariyem (25). Kepergiannya menyisakan duka mendalam, terutama karena Pariyem dikenal sebagai sosok tulang punggung yang sangat diandalkan oleh keluarganya.

Wanita muda berusia 25 tahun ini memikul tanggung jawab besar membiayai kebutuhan ibunya di Lampung, yang kini telah renta dan kesulitan berjalan jauh. Ayah Pariyem sudah meninggal dunia, menjadikan perannya sebagai penopang ekonomi keluarga semakin vital.

Kisah Perjuangan Pariyem: Pilar Keluarga yang Runtuh

Pariyem telah mengabdikan dirinya bekerja di Terra Drone selama kurang lebih empat tahun, menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi. Tetangga dekatnya, Sulaiman, yang mendampingi kakak Pariyem di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025), membenarkan hal tersebut.

Menurut Sulaiman, Pariyem adalah satu-satunya harapan bagi sang ibu yang sudah sangat sepuh. "Iya dia tulang punggung keluarga, karena bapaknya sudah enggak ada, ibunya sudah tua, sudah enggak bisa jalan jauh," kata Sulaiman dengan nada pilu.

Detik-detik Terakhir dan Pencarian Penuh Cemas

Sebelum musibah terjadi, Pariyem sempat mengunggah status di aplikasi WhatsApp yang memperlihatkan aktivitas istirahat makan siangnya. Unggahan tersebut menampilkan gambar makanan dan suasana santai, yang kini menjadi kenangan terakhir bagi keluarga dan kerabatnya.

Saat itu, Pariyem dan rekan-rekannya sedang menikmati jam istirahat, sebagian makan siang dan sebagian lainnya menunaikan salat. Namun, sore harinya, ketika kabar duka mulai menyebar, ponsel Pariyem tidak lagi bisa dihubungi dan mati total, menimbulkan kecemasan yang mendalam bagi keluarganya.

Sulaiman dan kakak Pariyem segera memutuskan untuk bertolak dari Lampung menuju Jakarta demi mencari kejelasan. Mereka tiba di Jakarta pada Rabu subuh dengan hati yang berkecamuk dan penuh harap.

Menanti Kepastian di RS Polri Kramat Jati

Setibanya di RS Polri Kramat Jati, keluarga Pariyem dihadapkan pada ketidakpastian proses identifikasi korban. Hingga kini, mereka belum menerima informasi resmi dari pihak rumah sakit mengenai kapan proses identifikasi akan rampung dan jenazah Pariyem bisa dibawa pulang.

Baca Juga: The Grand Platinum Jakarta: Hotel Bintang 5 Strategis Resmi Dibuka di Pusat Jakarta

"Nyampe sini subuh. Ya kondisi seperti inilah di sini. Belum ada dari pihak rumah sakit belum ada keterangan mau kapan selesainya, mau bawa pulangnya," jelas Sulaiman, menggambarkan kondisi menunggu yang melelahkan dan menyedihkan.

Permohonan Bantuan untuk Pemulangan Jenazah

Keluarga korban yang berada dalam kesulitan ekonomi ini tidak menuntut banyak, namun ada satu permohonan tulus yang mereka ajukan. Mereka sangat berharap agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat memberikan bantuan penuh untuk pemulangan jenazah Pariyem ke kampung halaman mereka di Lampung.

"Karena kami ya orang enggak punya di Lampung. Jadi kami mohon sama Gubernur DKI untuk dibantu ambulansnya lah sepenuhnya," tutur Sulaiman, mewakili suara hati keluarga yang ingin melihat Pariyem dimakamkan dengan layak di tanah kelahirannya.

Dalam situasi yang penuh kesedihan ini, Sulaiman dan kakak korban juga belum berani menginformasikan kabar duka tersebut kepada ibu Pariyem. Mereka khawatir kondisi kesehatan sang ibu yang sudah lanjut usia akan memburuk jika mendengar berita pahit ini.

Investigasi Berjalan: Menguak Penyebab Kebakaran

Sementara itu, pihak kepolisian terus mendalami penyebab kebakaran di Gedung Terra Drone tersebut. Sejauh ini, polisi telah memeriksa delapan orang saksi terkait insiden yang mengejutkan banyak pihak ini.

Pemeriksaan saksi diharapkan dapat memberikan titik terang mengenai kronologi dan faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran terjadi. Fokus investigasi adalah untuk memastikan tidak ada kelalaian yang menyebabkan hilangnya nyawa, termasuk Pariyem.

Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya standar keselamatan kerja yang ketat dan respons cepat dalam penanganan darurat. Kepergian Pariyem adalah kehilangan besar, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi kita semua yang peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan pekerja.

Semoga Pariyem mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan serta ketabahan. Harapan akan bantuan pemulangan jenazah ke Lampung juga semoga dapat segera terwujud demi ketenangan keluarga.

Posting Komentar