Gubernur Pramono Anung Kritik Keras Gedung Terra Drone Jakpus: Tragis Akibat Abai Aturan Keselamatan

VGI.CO.ID - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan respons tegas terkait insiden kebakaran gedung Terra Drone di Jakarta Pusat yang menelan banyak korban jiwa. Ia menegaskan bahwa tragedi memilukan tersebut merupakan akibat langsung dari ketidakpatuhan bangunan terhadap aturan dasar keselamatan yang berlaku.
Dalam pernyataannya di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, pada Rabu (10/12/2025), Pramono menyoroti akar masalah insiden ini. "Problem utamanya adalah kalau semuanya menaati aturan, pasti tidak terjadi; ini pasti dibangun tanpa aturan," ujarnya dengan nada prihatin dan tegas.
Tragedi Kebakaran Terra Drone: Gambaran Awal Insiden Fatal
Kebakaran yang mengguncang gedung Terra Drone dilaporkan oleh warga kepada petugas pemadam kebakaran pada hari Selasa (9/12) pukul 12.43 WIB. Insiden tragis ini telah merenggut nyawa 22 orang, terdiri dari 15 perempuan dan 7 laki-laki, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh masyarakat Jakarta.
Kecelakaan ini memicu keprihatinan serius terhadap standar keselamatan bangunan di ibu kota, sekaligus menjadi pengingat pahit akan konsekuensi fatal dari pengabaian regulasi pembangunan. Peristiwa ini menggugah kesadaran publik tentang pentingnya penegakan aturan bangunan secara ketat.
Sorotan Tajam Gubernur Pramono Anung Terhadap Pelanggaran Aturan
Pramono Anung menjelaskan bahwa secara kasatmata, struktur gedung Terra Drone telah menunjukkan ketidaksesuaian yang mencolok dengan standar keamanan yang seharusnya. Kekurangan ini meliputi fasilitas keselamatan yang tidak lengkap serta akses evakuasi yang sangat minim.
Beliau secara spesifik menyoroti desain internal gedung yang membahayakan jiwa. "Kalau dilihat, tangganya kecil banget; itu yang menyebabkan beberapa orang nggak bisa turun ke bawah," ungkapnya, menjelaskan salah satu faktor krusial penyebab banyaknya korban jiwa.
Fasilitas Keselamatan yang Diabaikan dan Akses Evakuasi Kritis
Kurangnya fasilitas keselamatan yang memadai seperti sprinkler, alat pemadam api ringan (APAR), atau sistem alarm kebakaran yang berfungsi optimal menjadi pertanyaan besar. Akses evakuasi yang sempit dan tidak standar memperburuk kondisi darurat, menghambat upaya penyelamatan diri para penghuni.
Keadaan ini menunjukkan adanya kelalaian serius dalam perencanaan dan pembangunan, yang berujung pada kerugian nyawa yang tidak seharusnya terjadi. Setiap gedung, terutama yang beroperasi di area padat penduduk, wajib memiliki jalur evakuasi yang jelas dan memadai sesuai standar internasional demi keselamatan semua.
Jebakan Asap dan Keresahan Evakuasi Vertikal
Gubernur Pramono juga menguraikan dinamika evakuasi yang berakhir fatal dan sangat disayangkan. Saat api mulai membesar dan asap tebal mengepul dari bawah, banyak karyawan justru berupaya naik ke lantai atas untuk mencari perlindungan.
"Ketika kebakar, karyawannya naik ke atas semua, kemudian asap dari bawah; itulah yang menyebabkan kenapa kemudian yang meninggal cukup banyak," jelasnya, menggambarkan skenario mengerikan di mana korban terjebak tanpa jalur keluar yang aman dari kepungan asap tebal.
Baca Juga: Bersih-bersih, 60 Warga Tanjung Priok Ikuti Program Padat Karya
Fenomena 'Gedung Tumbuh' dan Potensi Bahayanya
Pramono Anung mengkategorikan gedung Terra Drone sebagai 'gedung tumbuh', sebuah istilah yang merujuk pada bangunan yang muncul di antara gedung-gedung lama. Bangunan semacam ini sering kali dibangun tanpa memenuhi persyaratan administrasi dan standar keselamatan yang ketat, menciptakan risiko laten di tengah kota.
"Gedung kemarin itu gedung yang tumbuh; kiri-kanannya gedung lama, tumbuh satu-satunya gedung itu, sehingga pasti secara kelengkapan persyaratannya tidak terpenuhi," tegas Pramono, menyoroti celah dalam pengawasan pembangunan kota yang berdampak serius.
Fenomena 'gedung tumbuh' ini menjadi permasalahan serius dalam tata kota Jakarta yang kompleks. Bangunan-bangunan seperti ini kerap kali tidak memiliki izin yang lengkap atau konstruksi yang sesuai standar, menimbulkan risiko keselamatan yang tinggi bagi penghuninya dan lingkungan sekitar.
Langkah Tegas Pemprov DKI: Inspeksi Menyeluruh demi Keselamatan Publik
Menanggapi insiden ini dan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan akan segera melakukan pengecekan ulang. Inspeksi ini akan menyasar seluruh gedung di Jakarta, khususnya bangunan-bangunan yang dikategorikan serupa dan rawan abai terhadap aturan keselamatan.
"Dalam minggu-minggu ini kita akan segera mengecek kembali semua gedung yang ada," ucap Pramono, menegaskan komitmen Pemprov DKI untuk meningkatkan keselamatan publik secara menyeluruh. Langkah ini diharapkan dapat mengidentifikasi potensi bahaya dan memastikan semua bangunan memenuhi standar keamanan yang ditetapkan pemerintah.
Pengecekan ini tidak hanya akan fokus pada struktur fisik, tetapi juga pada kelengkapan fasilitas keselamatan dan jalur evakuasi yang memadai. Pemprov DKI bertekad untuk menindak tegas pemilik gedung yang terbukti melanggar aturan dan membahayakan nyawa banyak orang tanpa kompromi.
Pentingnya Kepatuhan Regulasi Bangunan untuk Mencegah Tragedi Serupa
Tragedi Terra Drone menjadi pengingat krusial akan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi pembangunan dan standar keselamatan bangunan yang berlaku. Setiap entitas, mulai dari pengembang, pemilik gedung, hingga pemerintah daerah, memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan keamanan lingkungan binaan.
Pengawasan yang ketat, penegakan hukum yang tegas, serta edukasi berkelanjutan mengenai pentingnya keselamatan gedung adalah kunci utama. Hanya dengan upaya kolektif dan sinergi, kita dapat mencegah terulangnya insiden memilukan seperti kebakaran gedung Terra Drone dan melindungi nyawa warga Jakarta.
Masyarakat juga diharapkan lebih proaktif dalam melaporkan potensi pelanggaran atau kondisi bangunan yang mencurigakan kepada pihak berwenang. Kesadaran kolektif adalah benteng pertama dan terpenting dalam menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih aman dan nyaman untuk semua warga.
Posting Komentar