5 Alasan Kenapa "Melolo" Itu Nggak Ada Hadiahnya (dan Kenapa Kamu Tetap Harus Menikmatinya!)
VGI.CO.ID - Hai, para pejuang hidup yang sering bertanya-tanya, "Kok aku udah begini melolo, tapi kok nggak ada hadiahnya, ya?" Pernah nggak sih kamu merasa melakukan sesuatu melolo (baca: terus-menerus, itu-itu saja, atau tanpa henti) tapi nggak pernah ada reward yang berbentuk piala, voucher, apalagi tiket liburan gratis? Tenang, kamu nggak sendiri. Pertanyaan filosofis sekaligus sedikit random ini seringkali terlintas di benak banyak orang, terutama setelah lelah beraktivitas tanpa apresiasi berarti.
Nah, kali ini, kita akan bedah tuntas kenapa sih fenomena "melolo tidak ada hadiah" ini bisa terjadi. Siap-siap tercerahkan (dan mungkin sedikit relate) dengan gaya bahasa ala Hipwee yang santai tapi tetap insightful! Bahkan, mau cara nonton 'Melolo' di laptop sekalipun, ujung-ujungnya juga nggak ada hadiahnya, kan? Yuk, intip!
1. Realita Hidup Bukan Game Show TV
Coba deh kita jujur. Hidup itu bukan kuis berhadiah yang setiap kali kamu berhasil melakukan tugas A, langsung keluar confetti dan MC teriak, "Selamat! Anda memenangkan panci anti-lengket!" Dunia nyata jauh lebih brutal dan realistis. Melakukan hal baik, bekerja keras, atau bahkan sekadar bangun pagi dan melawan godaan selimut itu adalah default, bukan misi khusus yang berhadiah.
- Intinya: Kita seringkali berharap ada reward eksternal untuk setiap usaha, padahal kepuasan batin atau keberhasilan kecil sudah jadi hadiah itu sendiri.
2. Definisi "Hadiah" yang Terlalu Sempit
Mungkin, selama ini kita terlalu fokus pada "hadiah" yang wujudnya fisik, mahal, atau setidaknya bisa dipamerkan di Instagram. Padahal, hadiah itu bisa bermacam-macam, lho!
- Contoh:
- Ketenangan batin setelah menolong orang.
- Senyum tulus dari pasangan/orang tua/anak.
- Kopi buatan sendiri yang rasanya pas.
- Tidur nyenyak setelah hari yang melelahkan.
- Belajar hal baru yang membuatmu lebih cerdas.
- Punya waktu luang untuk rebahan sambil scroll TikTok.
Hadiah-hadiah kecil inilah yang sebenarnya menghiasi hari-hari kita, meski seringkali luput dari pandangan karena dianggap "biasa aja". Padahal, biasa aja itu kadang yang paling berharga.
3. "Melolo" Itu Seringnya Tanggung Jawab, Bukan Prestasi Luar Biasa
Sebagian besar hal yang kita lakukan melolo setiap hari adalah bagian dari tanggung jawab atau rutinitas. Bangun, mandi, kerja, belajar, jaga anak, bayar tagihan, dsb. Ini adalah siklus yang harus dijalani.
- Kalau setiap melakukan tanggung jawab ada hadiahnya, bisa-bisa negara bangkrut kasih hadiahnya!
- Bayangkan jika setiap kamu mencuci piring, dapat cashback Rp 5.000. Wah, bisa jadi sultan cuma dari cucian piring, nih!
Maka dari itu, wajar saja kalau untuk hal-hal yang sifatnya fundamental dan rutin ini, tidak ada hadiah khusus. Justru, keberhasilan menjalankannya dengan baik adalah hadiahnya sendiri: hidup yang berjalan lancar.
4. Hadiah Tersembunyi: Pengalaman dan Pembelajaran
Meskipun tidak ada hadiah fisik, setiap "melolo" yang kita lakukan pasti meninggalkan jejak: pengalaman dan pembelajaran. Dari situ kita jadi lebih dewasa, lebih sabar, lebih tahu diri, atau bahkan lebih pintar mengatur strategi.
- Misalnya, "melolo" ngerjain tugas kantor sampai lembur bikin kamu paham time management dan batas kemampuan diri.
- "Melolo" bantuin teman yang kesusahan bikin kamu tahu arti persahabatan sejati.
- Ini adalah "hadiah" yang tidak bisa dibeli dengan uang, dan seringkali jauh lebih berharga daripada piala sekalipun.
5. Ekspektasi Adalah Sumber Kekesalan
Ini dia biang keroknya. Kita seringkali menaruh ekspektasi terlalu tinggi pada setiap tindakan yang kita lakukan. Padahal, kadang-kadang, melakukan sesuatu ya karena itu memang harus dilakukan, atau karena kita ingin melakukannya.
- Penting: Belajar untuk melepaskan diri dari ekspektasi hadiah eksternal bisa membawa kebebasan dan kebahagiaan tersendiri.
- Nikmati prosesnya, syukuri hal-hal kecil, dan pahami bahwa tidak semua usaha harus berujung pada tepuk tangan meriah.
Lagipula, kalau semua ada hadiahnya, nanti hidup nggak seru dong? Yang ada, kita jadi cuma termotivasi karena hadiah, bukan karena kemauan atau kewajiban.
Jadi, Gimana Dong Menyikapi "Melolo" yang Nggak Ada Hadiahnya Ini?
Jangan sedih, bestie! Justru di sinilah letak keindahan hidup. Kita belajar menghargai hal-hal kecil, menemukan motivasi internal, dan menyadari bahwa hadiah terbesar adalah kemampuan kita untuk terus maju dan berkembang, meskipun tanpa sorakan dan hadiah fisik. Anggap saja setiap hari adalah sebuah petualangan, dan kamu adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang keren banget!
Yuk, nikmati setiap "melolo"mu!
FAQ (Frequently Asked Questions)
Q: Apa itu "melolo" dalam konteks ini? A: Dalam konteks artikel ini, "melolo" diartikan sebagai melakukan sesuatu secara terus-menerus, berulang-ulang, atau sebagai bagian dari rutinitas/tanggung jawab tanpa mengharapkan hadiah atau apresiasi eksternal yang besar. Bisa juga merujuk pada "melulu" (selalu, hanya itu-itu saja).
Q: Apakah wajar merasa kecewa karena tidak ada hadiah dari usaha "melolo" yang dilakukan? A: Sangat wajar! Sebagai manusia, kita seringkali mendambakan pengakuan dan penghargaan atas usaha kita. Namun, penting untuk mengubah perspektif dan mencari "hadiah" dalam bentuk lain seperti pengalaman, pembelajaran, atau kepuasan batin.
Q: Bagaimana cara menghargai diri sendiri jika tidak ada hadiah eksternal? A: Ciptakan "hadiah" untuk diri sendiri! Bisa berupa waktu istirahat, menikmati hobi, membeli makanan favorit, atau sekadar memberi afirmasi positif pada diri sendiri atas setiap keberhasilan kecil. Fokus pada self-care dan self-love.
Q: Apakah ini berarti kita tidak boleh berharap hadiah sama sekali? A: Tentu saja boleh! Berharap adalah hal yang manusiawi. Namun, jangan sampai harapan itu mengendalikan kebahagiaanmu. Berharaplah, tapi juga siap untuk tidak mendapatkan, dan tetaplah menemukan kebahagiaan dari proses dan pembelajaran yang kamu dapatkan.
**
AUTHOR: Aura Kirana Dewi
**
Posting Komentar