Bobibos Viral: DPR Dorong ESDM Tindak Lanjuti Inovasi BBM

Table of Contents

Bobibos Viral, DPR Minta ESDM Tindaklanjuti | Republika Online


VGI.CO.ID - Inovasi bahan bakar Bobibos (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Boss) tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Hal ini mendorong anggota Komisi XI DPRRI, Jalal Abdul Nasir, untuk mendesak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar segera menindaklanjuti informasi terkait potensi bahan bakar tersebut.

Desakan ini disampaikan dalam rapat kerja antara Komisi XII DPRRI dengan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, beserta jajaran, yang berlangsung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa, 11 November 2025. Jalal, seorang legislator dari PKS, melihat Bobibos memiliki prospek cerah sebagai sumber energi masa depan yang ramah lingkungan.

Menurutnya, bahan bakar ini dikembangkan dari berbagai jenis tumbuhan yang banyak ditemukan di Indonesia dan diklaim memiliki kadar oktan yang tinggi. Potensi ini tentu menarik perhatian dan perlu kajian lebih lanjut oleh pihak berwenang.

Lantas, apa sebenarnya Bobibos ini? Bagaimana proses pengembangannya? Dan mengapa DPR mendesak agar ESDM segera turun tangan? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai inovasi bahan bakar yang sedang viral ini.

Bobibos menjadi sorotan karena diklaim sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Klaim ini tentu menarik perhatian, mengingat isu lingkungan dan kebutuhan akan energi bersih semakin mendesak.

Apa itu Bobibos dan Mengapa Viral?

Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Boss, adalah inovasi bahan bakar yang dikembangkan dari tumbuhan-tumbuhan lokal. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Bobibos memiliki kadar oktan tinggi (RON 98) dan ramah lingkungan. Inilah yang membuatnya viral dan menarik perhatian banyak pihak.

“Pak Menteri, minggu-minggu ini viral bangettentang Bobibos. Dan salah satu inisiatornya juga legislator kita di Komisi XI. Saya mohon bisa di-follow upoleh ESDM segera, karena info-infonya cukup luar biasa. Info awal itu ron-nya 98. Kemudian dari tumbuhan-tumbuhan di sekitar Indonesia dan ramah lingkungan,” ujar Jalal.

Desakan DPR: ESDM Diminta Segera Tindak Lanjuti Bobibos

Anggota Komisi XII DPRRI, Jalal Abdul Nasir, secara terbuka meminta Kementerian ESDM untuk segera menindaklanjuti informasi mengenai Bobibos. Permintaan ini disampaikan dalam rapat kerja dengan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, dan jajaran di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (11/11/2025).

Menurut Jalal, Bobibos memiliki potensi besar sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan. Ia menekankan bahwa produk ini dikembangkan dari tumbuhan yang banyak terdapat di Tanah Air dan diklaim memiliki kadar oktan tinggi. Jika terbukti layak, Bobibos dapat menjadi opsi masa depan untuk energi nasional.

Proses Pembuatan Bobibos: Klaim Inovasi dari Ekstraksi Tanaman

Founder Bobibos, M Iklas Thamrin, menjelaskan bahwa bahan bakar ini dibuat melalui proses biokimia dengan lima tahap ekstraksi tanaman menggunakan mesin rancangan sendiri. Proses ini menghasilkan bahan bakar nabati berkinerja tinggi. Ia meyakini bahwa Bobibos akan digunakan secara luas di Indonesia karena kualitas, harga ekonomis, rendah emisi, dan aman bagi kendaraan.

Tanggapan Kementerian ESDM: Sertifikasi Resmi Belum Dimiliki

Kementerian ESDM memberikan tanggapan terkait viralnya Bobibos. Dirjen Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menegaskan bahwa Bobibos belum memiliki sertifikasi resmi. Ia menjelaskan bahwa pengujian di laboratorium Lemigas tidak otomatis berarti produk tersebut telah disetujui pemerintah. Proses pengujian untuk menjadi bahan bakar yang layak membutuhkan waktu minimal delapan bulan.

Meskipun pengembang Bobibos pernah mengajukan pengujian di Lemigas, hasilnya belum bisa disampaikan ke publik karena masih dalam perjanjian tertutup antara pihak pengembang dan lembaga penguji. Laporan hasil uji bersifat teknis dan tidak berarti produk tersebut telah disertifikasi.

“Untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar itu minimal delapan bulan. Baru kita bisa putuskan apakah ini layak atau tidak,” kata Laode di Jakarta, Senin (10/11/2025).

Standar Mutu BBM: Uji Ketat Wajib Dilalui

Praktisi migas, Hadi Ismoyo, menegaskan bahwa seluruh bahan bakar minyak yang beredar di masyarakat wajib memenuhi standar mutu pemerintah. Setiap produk BBM harus melalui tahapan resmi sebelum dinyatakan layak edar. Tiga hal pokok yang harus dilalui adalah pengujian mutu dan sertifikasi, perizinan usaha, serta pengawasan distribusi dan pengedaran.

Mekanisme ini dirancang untuk menjamin keamanan konsumen, kestabilan pasokan energi, dan kepastian hukum bagi pelaku usaha. Proses panjang ini menjadi bagian dari sistem pengawasan nasional agar hanya BBM yang memenuhi standar mutu yang dapat beredar di masyarakat.

Potensi dan Tantangan Bobibos: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Bobibos menawarkan potensi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:

  • Sertifikasi: Proses sertifikasi resmi dari pemerintah perlu dilalui untuk memastikan kualitas dan keamanan Bobibos.
  • Skala Produksi: Kemampuan untuk memproduksi Bobibos dalam skala besar perlu diuji untuk memenuhi kebutuhan pasar.
  • Daya Saing: Harga dan kinerja Bobibos perlu bersaing dengan bahan bakar konvensional agar dapat diterima oleh konsumen.

Masa Depan Bobibos: Harapan dan Langkah Selanjutnya

Inovasi seperti Bobibos memberikan harapan untuk masa depan energi Indonesia yang lebih berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah dan penelitian yang mendalam sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi Bobibos secara optimal. Langkah selanjutnya adalah:

  • Pengujian Lanjutan: Melakukan pengujian komprehensif untuk memastikan kualitas, keamanan, dan kinerja Bobibos.
  • Studi Kelayakan: Melakukan studi kelayakan untuk menentukan potensi ekonomi dan dampak lingkungan dari produksi Bobibos.
  • Kemitraan: Membangun kemitraan antara pengembang, pemerintah, dan industri untuk mengembangkan dan memasarkan Bobibos.

Bobibos: Peluang Energi Baru atau Sekadar Sensasi Viral?

Pertanyaan besar yang muncul adalah, apakah Bobibos benar-benar memiliki potensi untuk menjadi solusi energi masa depan, atau hanya sekadar sensasi viral yang akan meredup seiring waktu? Jawabannya terletak pada penelitian, pengembangan, dan pengujian yang ketat. Jika Bobibos mampu memenuhi standar kualitas, keamanan, dan keberlanjutan, bukan tidak mungkin bahan bakar ini akan menjadi bagian penting dari bauran energi Indonesia di masa depan.

“Kami percaya pada kualitas, harga ekonomis, rendah emisi, aman bagi kendaraan, dan Bobibos memiliki semua itu. Karena itu, kami yakin Bobibos bisa bersaing di pasar,” ujar M Iklas Thamrin, founder Bobibos.

Penutup: Menuju Energi Berkelanjutan dengan Inovasi Lokal

Dukungan untuk Inovasi Energi Anak Bangsa

Kasus Bobibos ini menjadi pengingat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan. Dukungan terhadap inovasi lokal seperti ini sangat penting untuk mewujudkan kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pemerintah, industri, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan energi bersih dan berkelanjutan.

Mari kita nantikan perkembangan selanjutnya dari Bobibos. Semoga inovasi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan energi Indonesia.



Pertanyaan Umum (FAQ)

Apa itu Bobibos?

Bobibos adalah singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, sebuah inovasi bahan bakar yang diklaim berasal dari ekstraksi tumbuhan lokal.

Siapa yang mengembangkan Bobibos?

Bobibos dikembangkan oleh M Iklas Thamrin dan timnya. Mereka menggunakan proses biokimia dengan lima tahap ekstraksi tanaman menggunakan mesin rancangan sendiri.

Apakah Bobibos sudah memiliki sertifikasi resmi?

Belum. Kementerian ESDM menegaskan bahwa Bobibos belum memiliki sertifikasi resmi dan masih memerlukan pengujian lebih lanjut.

Apa tanggapan DPR terkait Bobibos?

Anggota Komisi XII DPRRI, Jalal Abdul Nasir, meminta Kementerian ESDM untuk segera menindaklanjuti informasi mengenai Bobibos karena potensinya sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan.

Apa saja tahapan yang harus dilalui agar BBM dinyatakan layak edar?

Menurut praktisi migas, Hadi Ismoyo, ada tiga hal pokok yang harus dilalui, yaitu pengujian mutu dan sertifikasi, perizinan usaha, serta pengawasan distribusi dan pengedaran.

Posting Komentar