Review Film 'Him': Marlon Wayans Bersinar di Horor Sepak Bola

Table of Contents

‘Him’ Review: Marlon Wayans Brings A-Game to Predictable, Fumbling Pro Football Horror


Film horor sering kali menggunakan formula yang sudah teruji. Namun, formula usang dapat menghasilkan pengalaman menonton yang membosankan, seperti yang dirasakan dalam film *Him* yang disutradarai dan ditulis bersama oleh Justin Tipping. Film ini mencoba menggabungkan elemen horor dengan dunia sepak bola profesional, tetapi gagal menciptakan ketegangan yang memuaskan.

Premis yang Familiar: 'Spider Web' Horror

Kritikus sering menyebut film seperti *Him* sebagai cerita 'spider web'. Dalam cerita ini, protagonis yang tidak waspada diundang ke tempat terpencil, terjebak di antara sekumpulan pemujaan sesat, dan menyerahkan ponsel mereka tanpa curiga. Mereka menghabiskan sebagian besar film untuk bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang menakutkan terjadi, padahal penonton sudah tahu jawabannya sejak awal. Penonton seringkali lebih tahu daripada karakter utama. Ini menghasilkan pengalaman yang kurang memuaskan karena suspense yang diharapkan tidak pernah benar-benar terwujud.

Sinopsis Singkat 'Him'

*Him* mengisahkan Cameron Cade (Tariq Withers, dari *I Know What You Did Last Summer*), seorang pemain sepak bola muda berbakat yang digadang-gadang menjadi Isaiah White berikutnya. Isaiah White sendiri adalah quarterback legendaris dari tim fiksi NFL, The San Antonio Saviors, yang akan segera pensiun. Cameron diserang oleh pria misterius berkostum maskot, menyebabkan cedera kepala yang menghambat peluangnya untuk direkrut. Secara tak terduga, Isaiah White menawarkan untuk membimbing Cameron menjadi penggantinya. Cameron harus pergi ke tempat terpencil, tinggal di kompleks bersama sekte aneh, menyerahkan ponselnya, dan berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Penampilan Marlon Wayans yang Mencuri Perhatian

Isaiah White diperankan oleh Marlon Wayans. Wayans menunjukkan performa yang solid, meskipun materi yang diberikan kepadanya kurang mendukung. Wayans biasanya dikenal karena peran komedinya, tetapi dalam *Him*, ia berusaha menampilkan sisi dramatis yang lebih serius. Sayangnya, karakter Isaiah White digambarkan dengan perubahan suasana hati yang ekstrem dan dialog yang penuh dengan bendera merah. Naskah film, yang ditulis oleh Tipping, Skip Bronkie, dan Zack Akers, tidak cukup cerdas untuk memaksimalkan potensi Wayans.

Plot yang Terlalu Sederhana dan Mudah Ditebak

Secara garis besar, *Him* memiliki alur cerita yang sangat sederhana. Cameron ingin menjadi quarterback, ia bekerja dengan Isaiah, Isaiah melakukan hal-hal aneh, dan Cameron akhirnya menyadari bahwa situasinya benar-benar menakutkan. Film ini tidak menawarkan banyak kejutan atau tikungan yang tidak terduga. Potensi konflik internal Cameron akibat cedera otaknya, yang bisa membuatnya curiga pada visi dan perilaku orang lain, tidak dieksplorasi secara mendalam. Alih-alih memberikan nuansa psikologis yang menarik, film ini memilih jalur yang lebih mudah dan langsung.

Kurangnya Pendalaman pada Kekerasan dalam Sepak Bola

Justin Tipping mencoba meningkatkan daya tarik visual dengan gaya penyutradaraan yang mencolok, menampilkan adegan kekerasan, baik di lapangan sepak bola maupun dalam pertarungan hidup dan mati, dengan efek sinar-X yang memperlihatkan patah tulang. Namun, *Him* gagal membahas secara mendalam tentang kekerasan yang melekat pada olahraga ini, dan bahaya nyata yang dihadapi oleh para pemainnya.

Tema yang Potensial, Eksekusi yang Kurang Matang

*Him* sebenarnya mengangkat tema yang menarik, seperti bahaya pemujaan berlebihan dan kompromi moral demi ketenaran. Film ini juga secara umum menggambarkan olahraga sepak bola sebagai sesuatu yang buruk. Akan tetapi, pada akhirnya, Tipping tampaknya lebih tertarik pada mitologi film yang buram daripada bagaimana mitologi tersebut berhubungan dengan dunia nyata. Salah satu adegan kekerasan terakhir dalam film terasa tidak dapat dijelaskan berdasarkan apa yang telah diceritakan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa ada bagian yang dihilangkan atau bahwa film ini dipengaruhi oleh catatan studio untuk meniru film lain yang lebih sukses.

Kesimpulan: Potensi yang Terbuang

*Him* kekurangan karakter yang menarik, pengalihan perhatian yang cerdas, ketegangan yang dibangun dengan hati-hati, dan kedalaman yang membuat film *spider web* berhasil. Pengalaman menonton film ini tidak jauh berbeda dengan menonton trailernya saja. Meskipun Marlon Wayans memberikan penampilan yang kuat, *Him* secara keseluruhan mengecewakan dan gagal memenuhi potensi yang dimilikinya. Bagi penggemar horor yang mencari sesuatu yang segar dan inovatif, *Him* mungkin bukan pilihan yang tepat. Film Mark Anthony Green's “Opus,” yang juga merupakan film tahun 2025, dapat dengan mudah digambarkan sebagai Diet Caffeine-Free “The Menu.”

Posting Komentar