Persis Solo Terpuruk: Peter de Roo Tak Salahkan Absennya Fuad Sule

Table of Contents

BRI Super League: Diterpa Tren Tanpa Kemenangan, Pelatih Persis Ogah Jadikan Absennya Fuad Sule sebagai Alasan


Solo – Pelatih Persis Solo, Peter de Roo, memilih untuk tidak menjadikan absennya gelandang andalan, Fuad Sule, sebagai kambing hitam atas keterpurukan timnya di awal musim BRI Super League 2025/2026. Penilaiannya yang obyektif ini memberikan perspektif menarik di tengah sorotan tajam terhadap performa Laskar Sambernyawa.

De Roo menekankan bahwa masalah timnya jauh lebih kompleks daripada sekadar ketiadaan satu pemain. Ia lebih memilih fokus pada pembenahan fundamental dalam permainan tim.

Rangkaian Hasil Buruk Membayangi Persis Solo

Rentetan hasil minor memang menjadi momok bagi Persis Solo. Kekalahan terakhir 0-2 dari Bhayangkara FC pada pekan ke-4 semakin memperburuk catatan mereka. Sebelumnya, Persis juga gagal mendulang poin penuh saat berhadapan dengan Persija Jakarta (0-3) dan PSBS Biak (2-2), yang menunjukkan bahwa ada problem yang lebih mendasar.

Ketidakmampuan Persis dalam mengamankan kemenangan dalam tiga pertandingan terakhir ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi seluruh elemen tim.

Analisis Mendalam Peter de Roo

Peter de Roo, sebagai juru taktik, berusaha keras untuk menganalisis secara mendalam akar permasalahan yang menyebabkan performa buruk timnya. Ia mengakui dampak dari absennya beberapa pemain kunci, termasuk Fuad Sule yang terkena sanksi dan Adriano Castanheira yang cedera.

“Tentu saja, ketika tidak bisa memilih pemain yang bermain secara leluasa, akan menyebabkan dampak tersendiri. Namun, saya sudah berusaha menganalisis masalah apa yang harus saya selesaikan,” ujar Peter de Roo, seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

Penilaian Obyektif: Bukan Hanya Soal Fuad Sule

Namun, De Roo menolak mentah-mentah menjadikan ketidakhadiran Fuad Sule sebagai satu-satunya penyebab. Ia berpendapat bahwa penampilan anak asuhnya secara keseluruhan belum sesuai dengan ekspektasi. Ia menilai ada faktor lain yang jauh lebih krusial.

“Fuad belum bisa bergabung bersama kami. Sebelas pemain yang bermain serta mereka yang berada di bangku cadangan, tidak sepenuhnya menjadi penyebab dari kekalahan ini,” tegas pelatih berusia 55 tahun itu.

Fokus pada Pembenahan Permainan

Alih-alih mencari kambing hitam, Peter de Roo lebih memilih untuk fokus pada peningkatan kualitas permainan tim secara menyeluruh. Ia mengakui bahwa ada banyak aspek yang perlu diperbaiki, mulai dari penguasaan bola hingga pertahanan.

“Untuk membuatnya jadi lebih jelas, kami mengalami rentetan hasil buruk, termasuk ketika kalah dari Bhayangkara FC, bukan hanya karena tidak adanya Fuad. Kami kalah karena kami tidak cukup bagus ketika menguasai bola,” jelasnya.

Identifikasi Kelemahan Krusial

De Roo secara gamblang mengidentifikasi beberapa kelemahan utama yang menjadi penyebab kekalahan Persis. Ia menyoroti buruknya penguasaan bola, kurang efektifnya serangan balik, pressing yang tidak maksimal, serta kerapuhan lini pertahanan.

“Kami bermain sangat ceroboh. Kami tidak terlalu maksimal ketika menghentikan serangan balik lawan. Selain itu, pressing kami juga tidak bagus. Cara bertahan kami juga jelek. Saya pikir itu yang menyebabkan kami kalah,” imbuhnya.

Pekerjaan Rumah yang Harus Dituntaskan

Kekalahan dari Bhayangkara FC sekaligus menjadi indikasi bahwa Persis Solo masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Performa yang belum konsisten di awal musim ini menuntut adanya perbaikan yang signifikan di segala lini.

Dengan fokus pada pembenahan fundamental, Peter de Roo berharap Laskar Sambernyawa mampu bangkit dan menunjukkan performa yang lebih baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya. Sebagai contoh, menurut studi oleh FIFA, pengembangan pemain yang komprehensif merupakan kunci keberhasilan sebuah tim.

Evaluasi dan Strategi Perbaikan

Evaluasi mendalam terhadap performa tim akan menjadi kunci untuk menentukan strategi perbaikan yang tepat. De Roo perlu meracik strategi yang lebih efektif dan memaksimalkan potensi pemain yang ada.

Peningkatan kualitas permainan, baik secara individu maupun kolektif, menjadi prioritas utama agar Persis Solo bisa bersaing di BRI Super League 2025/2026.

Posting Komentar