KKN ITB 2025: Solusi Air Bersih untuk Dusun Kuningan, Dampak Nyata di Masyarakat
VGI.CO.ID – Kamis, 25 September 2025, menjadi momen bersejarah bagi warga Desa Legokherang, Kabupaten Kuningan. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Bandung (ITB) Kelompok 1, yang beranggotakan 23 orang, berhasil menyelesaikan proyek krusial: penyediaan akses air bersih untuk Dusun Pahing dan Dusun Manis. Proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi juga bukti nyata komitmen ITB dalam pengabdian kepada masyarakat.
Chysara Rabani dari Teknik Pertambangan, angkatan 2022, turut berkontribusi dalam proyek ini. Sosialisasi dan musyawarah dengan warga telah dilakukan pada Sabtu, 9 Agustus 2025, menjadi langkah awal yang penting. Proyek yang dilaksanakan pada 5-29 Agustus 2025, telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan masyarakat setempat.
Latar Belakang dan Tantangan yang Dihadapi
Keterbatasan akses air bersih menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh warga Dusun Pahing dan Dusun Manis. Dusun Pahing mengandalkan tiga sumber mata air, namun alirannya belum terkelola dengan baik. Sementara itu, Dusun Manis memiliki sumur bor yang tidak berfungsi karena kualitas airnya yang kurang baik.
Kondisi ini mendorong mahasiswa KKN ITB untuk merancang solusi komprehensif. Tujuannya adalah memastikan distribusi air yang lebih efektif, sekaligus meningkatkan kualitas air yang dikonsumsi warga. Mahasiswa berupaya keras untuk memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat secara mendalam sebelum merancang solusi.
Revitalisasi Jaringan dan Peningkatan Kualitas Air di Dusun Pahing
Di Dusun Pahing, mahasiswa melakukan revitalisasi jaringan secara menyeluruh. Aliran dari tiga bak penampungan diperbaiki, dan saluran bambu yang rawan bocor diganti dengan pipa HDPE yang lebih tahan lama. Pipa HDPE dipilih karena daya tahannya terhadap berbagai kondisi cuaca dan tekanan air.
Sistem filtrasi canggih juga dibangun dengan menggunakan karbon aktif, ijuk, busa, zeolit, dan pasir. Tujuannya adalah untuk memastikan air yang dihasilkan aman dan layak digunakan. Proses filtrasi ini dirancang untuk menghilangkan berbagai kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan warga.
Solusi untuk Sumur Bor Nonaktif di Dusun Manis
Dusun Manis memiliki tantangan tersendiri, yaitu sumur bor nonaktif dengan kualitas air yang kurang baik. Setelah dilakukan pengukuran, debit air pada kedalaman 40 meter masih dinilai ideal untuk memenuhi kebutuhan satu dusun.
Mahasiswa mengaktifkan kembali sumur bor dengan memasang tabung filtrasi berisi silika, mangan, dan karbon aktif. Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air sehingga layak dikonsumsi. Jalur distribusi air juga diperbaiki untuk memastikan pasokan air yang merata dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kosmas Lawa Bagho Serap Aspirasi: Air Bersih, Porang, dan Kesejahteraan di Nagekeo NTT
Proses Pembangunan dan Peran Masyarakat
Ketua Kelompok 1 KKN ITB, Rilvan Esa Fadillah (Teknik Geofisika 2023), menekankan pentingnya pemahaman dinamika sosial dalam proyek ini. Prosesnya tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga melibatkan interaksi dan adaptasi dengan masyarakat.
Mahasiswa menghadapi berbagai tantangan, mulai dari medan yang sulit hingga preferensi warga yang berbeda. Namun, semua itu menjadi pembelajaran berharga. Keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan adalah kunci keberhasilan proyek.
Penyuluhan dan Pelatihan untuk Keberlanjutan
Selain pembangunan fisik, tim KKN mengadakan dua sesi penyuluhan penting. Tujuannya adalah untuk mensosialisasikan program dan melatih warga dalam merawat sistem air bersih yang baru.
Tim KKN juga menyusun buku panduan yang mudah dipahami. Buku ini berisi informasi tentang cara membersihkan dan mengganti filter secara mandiri. MoU dengan pengurus air desa juga dibuat, yang berisi kesepakatan untuk melakukan kontrol berkala terhadap fasilitas air.
Dampak Positif dan Kegiatan Tambahan
Sebanyak 112 kepala keluarga, atau 228 jiwa dari tujuh RT, kini merasakan manfaat langsung dari program air bersih ini. Warga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas upaya mahasiswa ITB. Respons positif ini menunjukkan bahwa kehadiran mahasiswa benar-benar memberikan dampak nyata bagi desa.
Selain program utama, mahasiswa KKN juga melaksanakan berbagai kegiatan non-tema. Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk mengajar mengaji, kerja bakti, senam bersama, mengecat madrasah, eksperimen sains terbuka, hingga turnamen futsal junior. Semua ini memperkuat hubungan mahasiswa dengan warga.
Pembelajaran dan Harapan untuk Masa Depan
Melalui interaksi intensif dengan masyarakat, mahasiswa belajar tentang pentingnya musyawarah, komunikasi lintas budaya, dan kerja sama berbagai pihak. Mereka menyadari bahwa kehidupan bermasyarakat itu kompleks, dengan potensi konflik yang dapat diselesaikan dengan musyawarah.
Rilvan Esa Fadillah menutup dengan harapan agar semangat keberlanjutan tetap terjaga. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya air bersih, tidak hanya di Desa Legokherang, tetapi juga di seluruh Indonesia. Semangat pengabdian ITB diharapkan terus menginspirasi generasi muda untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Posting Komentar