Drama Penalti Pembuka Liga Champions: Pahlawan 18 Tahun Kairat, Brugge Hancurkan Monaco

Table of Contents

Celtic and Rangers Champions League conquerors in penalty dramatics as 18y/o has night to remember


Dua tim yang berhasil mengamankan tempat di Liga Champions dengan mengalahkan duo raksasa Skotlandia, Celtic dan Rangers, mengalami nasib yang berbeda pada malam pembukaan turnamen paling bergengsi Eropa. Namun, kedua pertandingan debut mereka sama-sama diwarnai drama penalti yang mendebarkan, dengan seorang penjaga gawang berusia 18 tahun mencetak penampilan yang tak terlupakan.

Kairat Almaty dari Kazakhstan, yang menyingkirkan Celtic melalui adu penalti di babak play-off, dan Club Brugge dari Belgia, yang secara meyakinkan menyingkirkan Rangers, menunjukkan karakter yang kuat dalam laga perdana mereka. Kisah heroik penjaga gawang muda dan kegagalan yang menyakitkan menjadi sorotan utama di panggung terbesar sepak bola klub.

Debut Bersejarah Kairat Almaty di Lisbon

Kairat Almaty membuat sejarah dengan tampil di fase grup Liga Champions untuk pertama kalinya, menghadapi Sporting CP di Lisbon. Pertandingan ini diawali dengan momen luar biasa dari penjaga gawang muda mereka, Serkhan Kalmyrza.

Kiper pilihan ketiga yang baru memainkan laga keduanya untuk Kairat ini, melakukan penyelamatan penalti gemilang dari tendangan Morten Hjulmand pada menit ke-21, menggunakan kakinya meski melompat ke arah yang salah. Penyelamatan dramatis ini langsung menempatkan Serkhan Kalmyrza menjadi pusat perhatian, sebuah debut yang pasti akan dia kenang sepanjang kariernya.

Para pemain Kazakhstan sempat berharap bisa menahan gempuran tuan rumah, namun semenit sebelum jeda babak pertama, Trincao berhasil membuka keunggulan bagi Sporting di ibu kota Portugal. Ini adalah sesuatu yang gagal dilakukan Celtic dalam lebih dari 210 menit waktu bermain melawan Kairat di babak kualifikasi sebelumnya, menyoroti efisiensi tim Portugal.

Setelah itu, permainan mulai tidak terkendali bagi Kairat di babak kedua, menunjukkan kesenjangan pengalaman di level elite. Trincao kembali mencetak gol pada menit ke-65, disusul oleh Alisson Santos yang membuat skor menjadi 3-0 pada menit ke-67, dan semenit kemudian Geovany Quenda melengkapi penderitaan mereka dengan gol keempat.

Tim tamu berhasil mencetak gol hiburan melalui Edmilson Santos pada menit ke-86, namun kerugian besar telah terjadi. Kairat harus mengakui keunggulan Sporting CP dengan skor akhir 4-1, sebuah pelajaran berharga di panggung Eropa.

Tantangan Raksasa Menanti Kairat

Setelah kekalahan 4-1 di Lisbon, perjalanan Kairat di Liga Champions tidak akan menjadi lebih mudah, bahkan justru semakin berat. Mereka akan menyambut raksasa Spanyol Real Madrid ke Central Stadium pada 30 September, dalam apa yang diyakini sebagai pertandingan terbesar dalam sejarah klub.

Baca Juga: Madrid vs Dortmund: Perbandingan Dua Raksasa Eropa

Ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi tim Kazakhstan untuk melihat seberapa jauh mereka bisa bersaing di level elite Eropa, sebuah kesempatan untuk mengukir sejarah di kandang sendiri.

Dominasi Club Brugge atas AS Monaco

Di tempat lain, Club Brugge menunjukkan dominasi mereka dengan mengalahkan tim Ligue 1 Prancis, Monaco, di Jan Breydel Stadion. Meskipun skor 4-1 ini sedikit lebih rendah dari kemenangan telak 6-0 yang mereka berikan kepada Rangers yang bermain dengan sepuluh pemain di leg kedua babak play-off bulan lalu, pasukan Nicky Hayen sekali lagi tampil mengesankan di kandang sendiri.

Pertandingan ini diwarnai momen dramatis di menit kesepuluh ketika Monaco dianugerahi penalti, menghadirkan tekanan awal bagi tuan rumah. Maghnes Akliouche maju sebagai algojo, namun kiper Club Brugge, Simon Mignolet, menebak arah yang tepat dan berhasil menyelamatkan tendangan tersebut, memadamkan ancaman awal Monaco.

Mignolet sempat merasa tidak puas dengan keputusan penalti tersebut dan mendapatkan kartu kuning karena merayakan penyelamatan di depan wasit asal Italia, Simone Sozza, menunjukkan intensitas emosi di lapangan. Namun, petualangan menegangkannya belum berakhir, karena ia harus ditarik keluar lapangan karena cedera delapan menit kemudian dan digantikan oleh Nordin Jackers, menjadi pukulan bagi lini pertahanan Brugge.

Kepergian Mignolet ternyata tidak menggoyahkan semangat Club Brugge, yang justru mencetak tiga gol cepat melalui Nicolo Tresoldi, Raphael Onyedika, dan kapten Hans Vanaken antara menit ke-32 dan 43 untuk membangun keunggulan yang tidak terkejar. Momentum ini secara efektif mengunci kemenangan bagi tim Belgia sebelum jeda babak pertama.

Pemain pengganti Mamadou Diakhon menambahkan gol keempat pada menit ke-75, menegaskan dominasi Club Brugge dalam pertandingan tersebut. Meskipun Monaco berhasil mencetak gol di waktu tambahan melalui Ansu Fati, mereka harus pulang ke kerajaan mereka dengan kekalahan telak dan kekecewaan yang mendalam.

Implikasi dan Harapan di Fase Grup

Malam pembukaan Liga Champions bagi Kairat Almaty dan Club Brugge adalah cerminan dari tantangan dan potensi yang ada di turnamen ini. Kairat harus belajar dari kekalahan telak mereka sembari membangun di atas momen heroik Serkhan Kalmyrza, menyiapkan diri untuk ujian lebih lanjut.

Sementara itu, Club Brugge telah mengirimkan sinyal kuat kepada lawan-lawan mereka bahwa mereka adalah kekuatan yang patut diperhitungkan, bahkan setelah kehilangan kiper utamanya. Kedua tim, dengan cara mereka masing-masing, telah memberikan tontonan yang penuh drama dan janji, menunjukkan mengapa mereka layak berada di panggung terbesar sepak bola Eropa dan betapa ketatnya persaingan di sana.

Posting Komentar