Pelajar Kritis di Banten Diduga Jadi Korban Kekerasan Polisi: Fakta dan Kronologi
Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum polisi terhadap seorang pelajar di Banten telah menggemparkan publik. Insiden ini menyeret nama Bripda MA dan menyebabkan korban, seorang siswa SMA berusia 16 tahun berinisial VAC, mengalami kondisi kritis hingga koma. Peristiwa ini memicu penyelidikan mendalam dan menimbulkan pertanyaan serius terkait prosedur penanganan serta tanggung jawab hukum.
Kronologi Kejadian: Lemparan Helm dan Dampaknya
Peristiwa nahas ini terjadi pada Minggu dini hari, 24 Agustus 2025, di sekitar Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang. Saat itu, tim patroli Maung Presisi yang terdiri dari 29 personel sedang melakukan pengamanan terkait adanya informasi balap liar. Menurut keterangan resmi dari Kabid Propam Polda Banten, Kombes Pol Murwoto, Bripda MA diduga melakukan tindakan refleks dengan melempar helm ke arah VAC. Akibat lemparan tersebut, VAC terjatuh dari motornya dan terseret sekitar 10 meter, mengakibatkan luka serius pada bagian wajah dan kepala.
Keterangan tersebut disampaikan pada Rabu, 27 Agustus 2025, sebagai respons atas insiden yang menyita perhatian publik. Kondisi korban yang tidak mengenakan helm saat kejadian diperparah dengan kerasnya benturan, yang menyebabkan cedera parah. Korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Banten.
Respons dan Pernyataan Resmi dari Polda Banten
Polda Banten telah mengakui adanya keterlibatan anggotanya dalam insiden ini. Kombes Pol Murwoto menyebutkan bahwa tindakan pelemparan helm dilakukan karena motor yang dikendarai VAC diduga akan menabrak personel polisi yang sedang bertugas. Pernyataan ini menjadi landasan awal penyelidikan internal untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus.
Sebagai bagian dari proses investigasi, pihak berwenang akan melakukan pemeriksaan terhadap Bripda MA dan personel lainnya yang terlibat. Langkah ini diambil untuk mengumpulkan bukti dan keterangan yang akurat guna mengungkap secara gamblang kronologi kejadian serta menentukan adanya unsur pelanggaran prosedur atau tidak. Penjelasan resmi mengenai kejadian ini dapat ditemukan pada situs-situs berita terpercaya seperti Liputan6.com, yang telah memberitakan kasus ini secara mendalam.
Dugaan Penganiayaan dan Keterangan Saksi
Selain pengakuan dari pihak kepolisian, terdapat pula sejumlah kesaksian yang menguatkan dugaan penganiayaan. Ayah korban, Benny Permadi, mengungkapkan kecurigaannya bahwa kondisi anaknya tidak murni disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Ia melihat adanya indikasi luka yang tidak wajar pada tulang kepala anaknya, yang retak dan mengalami pendarahan hebat.
Benny Permadi, yang ditemui di RSUD Banten pada Senin, 25 Agustus 2025, menyatakan keraguannya terhadap klaim kecelakaan. Ia juga mengungkapkan rasa prihatin mendalam terhadap kondisi anaknya yang kini koma dan membutuhkan perawatan intensif. Sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2022 dalam jurnal medis terkemuka telah menekankan pentingnya penyelidikan mendalam dalam kasus cedera kepala, terutama jika terjadi dalam situasi yang mencurigakan.
Keterangan Rekan Korban dan Kronologi Sebelum Kejadian
Rekan-rekan korban yang berada di lokasi kejadian juga memberikan kesaksian yang berbeda dari klaim kecelakaan. Mereka mengaku melihat langsung bagaimana VAC dipukul oleh anggota polisi menggunakan helm, sebelum akhirnya terjatuh dari motor. Keterangan ini semakin memperkuat dugaan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi.
Sebelum kejadian nahas itu, berdasarkan informasi yang ada, VAC diketahui sedang dalam perjalanan pulang dari bengkel pada pukul 00.30 WIB. Keterangan dari teman-teman korban juga mengindikasikan adanya upaya untuk melarikan diri dari lokasi kejadian setelah melihat insiden tersebut. Semua informasi ini menjadi bahan penting dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
Upaya Hukum dan Harapan Keluarga
Keluarga korban, yang merasa sangat terpukul atas insiden ini, berharap kasus ini dapat diusut tuntas. Mereka menginginkan keadilan bagi VAC dan meminta pertanggungjawaban dari pihak yang terlibat. Ayah korban, Benny Permadi, masih mempertimbangkan langkah hukum yang akan diambil karena merasa perlu adanya penegakan hukum yang transparan dan adil.
Dalam situasi yang demikian kompleks, dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Pihak keluarga berharap, dengan adanya dukungan dan pengawasan dari berbagai pihak, kasus ini dapat diselesaikan secara profesional dan memberikan kejelasan bagi semua pihak yang terkait. Semoga VAC segera pulih dari luka-lukanya dan dapat kembali beraktivitas seperti sediakala.
Posting Komentar