Bentrok Surabaya: Kericuhan Demo Ojol, 25 Motor Terbakar, & Tuntutan Usut Tuntas

Table of Contents

Bentrok Massa dan Polisi di Surabaya, 25 Sepeda Motor Dibakar


Surabaya, Jawa Timur, diguncang kericuhan pada [TANGGAL INSIDEN, misalnya 29 Agustus 2025], menyusul aksi demonstrasi yang berujung bentrokan antara massa dan petugas kepolisian. Aksi unjuk rasa tersebut dipicu oleh keprihatinan atas meninggalnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan. Tragedi ini berujung pada eskalasi kekerasan yang mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang signifikan.

Kronologi Kejadian dan Pemicu Kericuhan

Aksi dimulai sebagai bentuk keprihatinan atas meninggalnya Affan Kurniawan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Massa yang berkumpul awalnya menyampaikan aspirasi secara damai. Namun, situasi berubah menjadi panas sekitar pukul 14:00 saat massa berupaya merangsek masuk ke halaman Gedung Negara Grahadi. Upaya ini dihadang oleh anggota Brimob Polda Jatim yang bersiaga di lokasi.

Bentrokan tak terhindarkan. Massa yang marah merusak pintu gerbang dan pagar besi Gedung Grahadi. Petugas kepolisian kemudian merespons dengan menyemprotkan air dari water canon. Situasi semakin memanas ketika petugas terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang semakin beringas.

Pembakaran Sepeda Motor dan Dampak Kericuhan

Meskipun upaya pembubaran dilakukan, massa tetap bertahan di depan Gedung Negara Grahadi. Petugas kemudian memaksa massa untuk mundur. Dalam waktu bersamaan, sejumlah orang membakar sedikitnya 25 sepeda motor yang terparkir di sisi kanan gedung. Api dengan cepat melalap kendaraan bermotor tersebut, menimbulkan kepanikan dan kerugian materiil yang besar.

Massa akhirnya berhasil dipukul mundur hingga perempatan Jalan Pemuda. Namun, bentrokan kembali pecah di lokasi tersebut. Massa melakukan perlawanan dengan melempari batu ke arah petugas kepolisian. Kericuhan ini menyebabkan ketegangan yang tinggi dan memaksa aparat untuk mengambil tindakan tegas.

Tuntutan Massa dan Upaya Penegakan Hukum

Tuntutan utama yang disuarakan massa adalah pengusutan tuntas atas meninggalnya Affan Kurniawan. Mereka menuntut keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini. Hingga Jumat (29/8) malam, sebagaimana dilaporkan, massa masih bertahan di sekitar Jalan Pemuda dan Jl Yos Sudarso, Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa kemarahan dan tuntutan mereka belum sepenuhnya mereda.

Pihak Istana telah menyampaikan himbauan kepada Polri untuk menjaga situasi tetap kondusif. Hal ini mencerminkan perhatian pemerintah terhadap situasi keamanan dan ketertiban di Surabaya. Penegakan hukum yang adil dan transparan menjadi kunci untuk meredam ketegangan dan mengembalikan kepercayaan publik.

Analisis dan Implikasi

Peristiwa ini menyoroti kompleksitas permasalahan sosial dan potensi konflik yang dapat timbul akibat ketidakpuasan masyarakat. Kematian Affan Kurniawan menjadi pemicu utama, namun eskalasi kekerasan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti emosi massa dan respons aparat keamanan. Pembakaran sepeda motor menunjukkan tingkat kemarahan dan frustrasi yang tinggi dari sebagian massa.

Penting bagi pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan yang komprehensif terhadap penyebab kematian Affan Kurniawan, serta insiden pembakaran sepeda motor. Upaya mediasi dan dialog juga diperlukan untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi yang damai. Keadilan harus ditegakkan untuk semua pihak yang terlibat, dan pelajaran harus diambil untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.

Posting Komentar