Alexander Zwiers: Kejujuran Dirtek PSSI dan Tantangan Stakeholder

Table of Contents

Dirtek PSSI Alexander Zwiers Sudah Jujur dan Terbuka, Bagaimana Stakeholder Sepak Bola Indonesia?


Bola.com, Jakarta - Sosok Alexander Zwiers, Direktur Teknik (Dirtek) PSSI yang baru, langsung mencuri perhatian. Di usianya yang ke-50 tahun, pria ini dikenal berprestasi, rendah hati, jujur, dan sangat terbuka.

Pengalamannya di dunia sepak bola internasional sudah tak diragukan lagi. Zwiers mengawali karir kepelatihannya sejak tahun 1998, menjadi asisten dan pelatih tim junior di Belanda dan juga negara-negara Timur Tengah.

Jejak Karir Alexander Zwiers yang Kaya Pengalaman

Dalam 13 tahun terakhir, Alexander Thijs Jetse Zwiers memfokuskan diri pada jabatan Direktur Teknik di berbagai klub dan federasi sepak bola. Sebelum akhirnya memilih berlabuh di Indonesia, ia menjabat posisi yang sama di federasi sepak bola Yordania.

Selama masa jabatannya, Timnas Yordania berhasil meraih posisi runner-up di Piala Asia Qatar 2024 dan mengamankan tiket langsung ke Piala Dunia 2026. Meskipun demikian, Alexander Zwiers menolak untuk mengklaim keberhasilan tersebut sebagai hasil jerih payahnya seorang diri.

Filosofi Kesuksesan Kolektif

Sikap rendah hatinya ini tetap konsisten saat ia diperkenalkan secara resmi oleh PSSI sebagai Direktur Teknik baru untuk sepak bola Indonesia. "Saya sangat yakin bahwa kesuksesan bukanlah faktor individual, melainkan dibangun secara bersama-sama oleh negara dan klub," ujar Zwiers saat konferensi pers perkenalannya.

"Filosofi saya adalah semua pemain perlu bersatu, melihat kekuatan yang dimiliki, serta mengidentifikasi area yang perlu dibangun dan ditingkatkan," lanjutnya.

Zwiers menegaskan bahwa persatuan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) sepak bola Indonesia adalah kunci utama untuk mencapai prestasi tertinggi di level internasional. Pendekatan ini pula yang ia terapkan ketika dipercaya memegang kendali di federasi sepak bola Yordania.

"Saya rasa itu (bersatu) yang paling penting. Karena kita semua memiliki satu tujuan yang sama, yaitu menjadikan Indonesia sebagai tim yang besar dan disegani," tegasnya.

Respons Positif dan Tantangan bagi Stakeholder

Sikap yang ditunjukkan oleh Alexander Zwiers ini mendapatkan sambutan positif dari Gusnul Yakin, seorang pengamat sepak bola senior yang berasal dari Malang. "Dari apa yang ia sampaikan, saya dapat menyimpulkan bahwa Alexander Zwiers adalah sosok yang bersahaja, jujur, dan terbuka," kata Gusnul Yakin.

"Dia tidak mau mengakui keberhasilan Timnas Yordania semata-mata karena kemampuannya sendiri, ini adalah hal yang langka," tambahnya.

Gusnul Yakin menekankan bahwa sikap positif yang ditunjukkan Alexander Zwiers harus diikuti dan didukung oleh seluruh elemen sepak bola Indonesia. "Jika Alexander Zwiers sudah mau jujur dan terbuka, bagaimana dengan para stakeholder sepak bola kita?" tanyanya.

"Kita juga harus memiliki sikap yang sama. Mari kita berikan semua data dan informasi terkait sepak bola Indonesia kepada Alexander Zwiers agar dia dapat mengambil kebijakan yang tepat dan menyusun program yang baik," imbuhnya.

Perubahan Mindset dan Komitmen Jangka Panjang

Gusnul Yakin juga menambahkan bahwa para stakeholder sepak bola Tanah Air perlu mengubah cara berpikir dan bertindak mereka. Ia mengingatkan bahwa membangun sepak bola tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.

"Sepak bola itu tidak bisa instan. Alexander Zwiers membutuhkan waktu lima tahun untuk mengangkat prestasi Timnas Yordania. Kita tak perlu bikin intrik-intrik lagi," tegasnya. Gusnul juga menekankan pentingnya memberikan waktu yang cukup kepada Zwiers untuk bekerja, tanpa terburu-buru memecatnya di tengah jalan jika belum memenuhi ekspektasi publik.

"Berhenti sampai Shin Tae-yong saja. Kita mulai babak baru bersama sosok-sosok asal Belanda saat ini," ujarnya. Gusnul juga menyoroti kualitas tim kepelatihan Timnas Indonesia yang diisi oleh tokoh-tokoh dengan reputasi yang solid.

"Kita abaikan dulu prestasi Patrick Kluivert dkk. Termasuk peran Jordi Cruyff. Kita harus fokus membangun sepak bola Indonesia jangka panjang. Kita harus bersyukur tokoh setenar Simon Tahamata peduli dan mau ikut membangkitkan sepak bola kita. Apalagi sekarang ditambah Alexander Zwiers," pungkasnya. Mengingat pentingnya pembentukan fondasi yang kuat, seperti yang ditekankan dalam berbagai literatur kepelatihan, kolaborasi dan kesabaran adalah kunci (Sumber Akademik).

Posting Komentar