Sri Mulyani Ungkap Dampak Tarif Trump terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jakarta - Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa tarif perdagangan yang tinggi yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Indonesia saat ini dikenakan tarif sebesar 32% yang akan efektif mulai 1 Agustus 2025.
"Efeknya mungkin akan terlihat jelas pada pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani dalam satu pertemuan dengan Komite IV DPD RI. Diskusi ini merespons pertanyaan dari Ketua Komite IV DPD RI, Ahmad Nawardi, mengenai apakah proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2026 telah mempertimbangkan kebijakan tarif yang baru.
Sri Mulyani menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam kerangka ekonomi makro dan fiskal untuk tahun 2026 adalah antara 5,2% dan 5,8%. "Kami akan terus mengamati dan menyesuaikan proyeksi ini," imbuh Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, terdapat berbagai aspirasi yang ingin melihat angka pertumbuhan lebih tinggi atau bahkan lebih rendah. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi antara 4,7% hingga 5,5%. "Kami akan menyesuaikan dan mengkalibrasi proyeksi berdasarkan perkembangan terkini sebelum finalisasi RAPBN 2026 dalam waktu 1,5 bulan ke depan," jelasnya.
Sri Mulyani menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara realisme dan optimisme dalam mematok target pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. Sementara itu, lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dengan IMF memperkirakan pertumbuhan hanya 2,8% pada 2025 dan 3% pada 2026, sedangkan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan hanya 2,3% pada 2025 dan 2,4% pada 2026.
Posting Komentar