Penangguhan Bantuan Senjata AS ke Ukraina: Rusia Bersukacita, Ukraina Khawatir
Keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menangguhkan sebagian pengiriman senjata ke Ukraina disambut baik oleh Rusia, sementara Ukraina dan sekutunya menyatakan kekhawatiran. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa pengurangan aliran senjata asing ke Ukraina akan mempercepat berakhirnya konflik. Pernyataan ini disampaikan melalui kantor berita negara Tass pada Jumat (4/7/2025).
Gedung Putih mengkonfirmasi penangguhan pasokan beberapa sistem senjata utama, termasuk rudal pertahanan udara Patriot, sistem Stinger, amunisi howitzer, dan rudal udara-ke-darat. Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Anna Kelly, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada peninjauan ulang belanja militer dan bantuan luar negeri AS, dengan prioritas pada kepentingan Amerika.
Keputusan AS ini menimbulkan kecemasan di Ukraina, terutama mengingat peningkatan serangan drone dan rudal Rusia terhadap sasaran sipil dalam beberapa pekan terakhir. Yuriy Boyechko, CEO dan pendiri Hope for Ukraine, menekankan kebutuhan mendesak Ukraina akan senjata pertahanan udara. Kementerian Luar Negeri Ukraina bahkan memanggil Kuasa Usaha AS, John Ginkel, dengan Wakil Menlu Mariana Betsa menyebut penundaan bantuan akan mendorong Rusia untuk melanjutkan perang dan teror.
Peskov mengklaim, tanpa bukti, bahwa keputusan AS disebabkan oleh berkurangnya persediaan senjata di AS. Institut Studi Perang (ISW) berpendapat bahwa pembekuan bantuan akan menguntungkan strategi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memenangkan perang melalui taktik jangka panjang, memanfaatkan melemahnya dukungan Barat kepada Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan pihaknya sedang mengklarifikasi detail kebijakan baru AS tersebut. Sementara itu, beberapa anggota parlemen AS, termasuk Brian Fitzpatrick (R-PA), meminta pengarahan darurat dari Gedung Putih dan Departemen Pertahanan.
Posting Komentar