Pemerintah Indonesia Rencanakan Penerbitan Dim Sum Bond dan Kangaroo Bond untuk Pembiayaan APBN

Table of Contents

Pemerintah Indonesia Rencanakan Penerbitan Dim Sum Bond dan Kangaroo Bond untuk Pembiayaan APBN


Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, menjelaskan rencana penerbitan surat utang berdenominasi renminbi (Dim Sum Bond) dan dolar Australia (Kangaroo Bond). Kedua surat utang ini akan digunakan untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara umum, atau general financing, serupa dengan penerbitan surat utang dalam mata uang asing lainnya seperti USD, EUR, dan JPY. Penerbitan ini tidak ditujukan untuk membiayai proyek spesifik, berbeda dengan thematic bond seperti green bond atau blue bond.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, mengatakan investor sangat antusias dengan rencana ini, terutama karena likuiditas yuan relatif ketat di pasar keuangan akibat permintaan pembayaran dalam yuan yang meningkat dari perusahaan China. Sementara itu, penerbitan Kangaroo Bond didorong oleh tingginya permintaan dari institusi keuangan Australia.

Ekonom senior Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menambahkan bahwa penerbitan surat utang non-dolar ini merupakan respons terhadap tren global yang mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Penerbitan obligasi dalam yuan, yen, dan AUD (yang termasuk hard currency) merupakan strategi untuk memanfaatkan peluang ini. Yuan dan dolar Australia juga banyak digunakan dalam perdagangan internasional Indonesia.

Data Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) per April 2025 menunjukkan yuan sebagai mata uang kedua terbesar dalam utang luar negeri Indonesia (sektor swasta: US$ 10,6 miliar; pemerintah: US$ 11 juta), sementara dolar Australia berada di 15 besar (sektor swasta: US$ 45 juta; pemerintah: US$ 963 juta).

Posting Komentar