Mantan Menhan Israel: Hamas Tak Bisa Dihapus, Kecuali Sandera Dibebaskan

Table of Contents

Mantan Menhan Israel Sebut Hamas Tak Mungkin Dilenyapkan, kecuali...


Avigdor Lieberman, mantan Menteri Pertahanan Israel, melontarkan kritik pedas terhadap strategi militer Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam konflik di Jalur Gaza. Lieberman secara tegas menyatakan bahwa ambisi Netanyahu untuk memusnahkan Hamas merupakan tujuan yang tak realistis, kecuali satu prasyarat utama terpenuhi: pembebasan seluruh sandera Israel yang masih ditawan di Gaza.

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah KAN, menimbulkan kontroversi di tengah pertempuran yang sedang berlangsung.

Lieberman menuduh Netanyahu sengaja memperpanjang konflik untuk meraih keuntungan politik menjelang pemilihan umum.

Meskipun tidak secara spesifik menyebut pemilu reguler akhir 2026 atau kemungkinan pemilu dini, Lieberman menekankan bahwa manuver politik seperti itu tidak akan melindungi Netanyahu dari tuntutan hukum yang mungkin dihadapinya setelah perang berakhir, atau paling tidak, setelah semua sandera telah dibebaskan.

Kritik ini menunjukkan perbedaan pandangan yang tajam antara Lieberman dan Netanyahu mengenai pendekatan yang tepat dalam menangani krisis ini.

Pernyataan Tegas Lieberman: Pembebasan Sandera sebagai Syarat Utama

Lieberman dengan tegas menyatakan bahwa upaya untuk melenyapkan Hamas akan sia-sia tanpa terlebih dahulu menyelesaikan masalah penyanderaan. Menurutnya, pemusnahan Hamas hanya mungkin terjadi jika semua sandera telah dibebaskan. Ia menekankan bahwa pembebasan sandera tersebut hanya dapat dicapai melalui negosiasi gencatan senjata.

Namun, hambatan utama muncul karena Hamas mensyaratkan penghentian perang secara permanen sebagai dasar kesepakatan gencatan senjata. Ini menciptakan dilema bagi Israel; membebaskan sandera, tetapi harus mengakhiri perang, atau mempertahankan perang dan mengorbankan pembebasan sandera.

Pernyataan Lieberman ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kelanjutan konflik dan strategi yang diterapkan oleh pemerintah Israel. Perbedaan pendapat yang tajam di antara para pemimpin Israel sendiri menunjukkan kompleksitas situasi di lapangan dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai resolusi damai.

Masa depan konflik ini masih belum pasti, dan dampak dari pernyataan-pernyataan kontroversial ini akan terus bergulir dalam beberapa hari mendatang.

Posting Komentar