Konflik Bersenjata antara Komunitas Badui dan Druze di Suriah Tewaskan Banyak Warga

Table of Contents

Kekerasan antara komunitas Badui dan Druze di wilayah Sweida, Suriah, telah mengakibatkan korban jiwa dan memaksa pemerintah untuk mengerahkan pasukan keamanan. Menurut Kolonel Hassan Abdul Ghani, juru bicara Kementerian Pertahanan Suriah, pengerahan pasukan bertujuan untuk meredakan konflik, menstabilkan situasi, dan melindungi warga sipil serta properti mereka.

Konflik ini bermula dari penangkapan seorang penjual sayur Druze oleh anggota komunitas Badui. Insiden tersebut memicu serangkaian penculikan dan akhirnya berujung pada bentrokan bersenjata yang meluas, ditandai dengan tembakan mortir dan ledakan.

Peristiwa ini bukan yang pertama kalinya. Pada April lalu, bentrokan antara kelompok Druze dan pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 100 orang. Lebih jauh lagi, bentrokan antara pejuang Sunni dan warga Druze bersenjata di Jaramana, Damaskus, telah menyebar ke daerah-daerah lain, menandai peningkatan ketegangan sektarian di Suriah. Ketegangan ini meningkat sejak pemberontakan yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada bulan Desember, mengakibatkan pembentukan pemerintahan dan pasukan keamanan baru oleh kelompok pemberontak.

Situasi ini menunjukkan meningkatnya kekhawatiran akan konflik sektarian di Suriah, khususnya di antara kelompok-kelompok minoritas.

Posting Komentar