Dr. Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Tewas dalam Serangan Udara Israel
Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan al-Sultan, meninggal dunia pada tanggal 2 Juli 2025, akibat serangan udara Israel yang menghantam kediamannya. Ia tewas bersama keluarganya.
Profil Dr. Marwan al-Sultan
Dr. Marwan al-Sultan dikenal sebagai ahli jantung terkemuka di Gaza dan aktivis kemanusiaan yang vokal di tengah konflik yang berkepanjangan. Hal ini dikonfirmasi oleh berbagai sumber, termasuk unggahan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia di Instagram (@mercindonesia) pada tanggal 3 Juli 2025, yang menyatakan Dr. al-Sultan gugur syahid bersama keluarganya. Unggahan tersebut juga menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian beliau dan keluarganya serta mendoakan agar mereka mendapatkan tempat terbaik di surga.
Seorang relawan lokal MER-C di Gaza dalam unggahan tersebut menyatakan kesedihan mendalam atas peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa kata-kata tak mampu menggambarkan besarnya kehilangan ini.
Dr. al-Sultan digambarkan sebagai sosok yang sangat berdedikasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Gaza, terutama selama masa krisis kemanusiaan. Kepergiannya menimbulkan duka yang mendalam bagi rekan sejawat, pasien, dan masyarakat Gaza.
Dampak Kematian Dr. al-Sultan terhadap Sistem Kesehatan Gaza
Healthcare Workers Watch (HWW), organisasi yang berbasis di Palestina, menyatakan bahwa Dr. al-Sultan merupakan tenaga kesehatan ke-70 yang tewas akibat serangan Israel dalam 50 hari terakhir. Muath Alser, Direktur HWW, sebagaimana dikutip oleh The Guardian, menyebut pembunuhan Dr. al-Sultan sebagai kerugian besar bagi Gaza dan komunitas medis global. Alser menambahkan bahwa kejadian ini akan berdampak buruk pada sistem pelayanan kesehatan di Gaza dan merupakan bagian dari pola penargetan sistematis terhadap tenaga kesehatan tanpa pertanggungjawaban.
Alser juga menekankan bahwa kematian Dr. al-Sultan bukan hanya kehilangan nyawa, tetapi juga hilangnya pengalaman dan pengetahuan medis selama puluhan tahun yang sangat dibutuhkan di tengah situasi kemanusiaan yang buruk di Gaza.
Reaksi atas Kematian Dr. al-Sultan
Direktur Rumah Sakit al-Shifa, Mohammed Abu Selmia, menyampaikan duka cita yang mendalam atas kematian Dr. al-Sultan, menyebutnya sebagai sosok yang tak tergantikan dan akademisi ternama. Abu Selmia juga menyebutkan bahwa Dr. al-Sultan adalah salah satu dari dua ahli jantung yang tersisa di Gaza, sehingga kematiannya akan sangat memberatkan ribuan pasien jantung. Abu Selmia menambahkan bahwa satu-satunya kesalahan Dr. al-Sultan adalah ia seorang dokter.
Situasi di Rumah Sakit Indonesia Sebelum Kematian Dr. al-Sultan
Beberapa pekan sebelum kematiannya, Dr. al-Sultan berbicara kepada The Guardian mengenai situasi kritis di Rumah Sakit Indonesia akibat tingginya jumlah korban luka-luka dari serangan Israel yang semakin intensif sejak Mei 2025.
Foto yang beredar menunjukkan reaksi warga Palestina atas kematian Dr. Marwan al-Sultan, istrinya, putrinya, dan saudara perempuannya, yang tewas dalam serangan Israel pada 2 Juli 2025, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Foto tersebut diambil di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza dan dipublikasikan oleh Reuters/Mahmoud Issa.
Disclaimer: Artikel ini telah diolah dan ditulis ulang dari berbagai sumber untuk tujuan informasi umum. Meskipun kami berupaya menyajikan informasi yang akurat dan relevan, kami tidak menjamin kelengkapan, keandalan, atau ketepatan informasi yang terkandung di dalamnya. Pembaca disarankan untuk melakukan verifikasi informasi independen.
Posting Komentar