5 Jenis Kayu Terbaik untuk Lantai Kayu Outdoor, Lebih Kuat dan Awet!
Lantai kayu outdoor kian populer dalam tren arsitektur dan desain eksterior. Selain menghadirkan nuansa alami, penggunaan kayu yang tepat dapat menjamin daya tahan terhadap cuaca, serangan rayap, dan beban lalu lintas. Namun tidak semua jenis kayu cocok untuk area terbuka. Faktor kelembapan, sinar matahari, hingga perubahan suhu mendadak menuntut material yang kuat, stabil, dan awet. Berikut ulasan lima jenis kayu terbaik untuk lantai kayu outdoor berdasarkan karakteristik teknis dan kepraktisan perawatan.
Kriteria Pemilihan Kayu untuk Lantai Outdoor
Sebelum membahas jenis kayu, penting memahami kriteria penilaian. Pertama, kekerasan permukaan yang diukur dengan skala Janka, menggambarkan ketahanan terhadap goresan dan beban. Kedua, ketahanan alami terhadap serangan jamur, rayap, dan pembusukan. Ketiga, stabilitas dimensi, yaitu kemampuan kayu menahan perubahan bentuk akibat fluktuasi kelembapan. Keempat, estetika — warna, tekstur, dan serat kayu. Terakhir, ketersediaan dan harga, yang mempengaruhi anggaran proyek.
1. Bangkirai (Shorea laevis)
Bangkirai menjadi favorit untuk decking outdoor di Indonesia. Skala kekerasannya mencapai 2.900 lbf pada uji Janka, cukup baik untuk aktivitas pejalan kaki dan furnitur ringan. Warna kuning kecokelatan dengan serat agak kasar memberikan kesan hangat pada taman atau teras. Bangkirai diketahui memiliki ketahanan rotasi alami terhadap jamur dan rayap selama 10–15 tahun tanpa perlakuan kimia tambahan. Namun, kayu ini cenderung mengalami retak halus jika paparan matahari langsung terlalu lama. Perawatan rutin dengan pelitur atau minyak kayu dapat mempertahankan kilau alami.
2. Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Sering disebut kayu besi, ulin memiliki kekerasan dan kerapatan tertinggi di antara kayu tropis di Indonesia. Dengan nilai Janka sekitar 3.600 lbf, ulin mampu menahan beban berat, kelembapan ekstrem, serta serangan organisme kayu. Umur pakai lantai kayu ulin dapat melebihi 25 tahun jika dipasang dan dirawat dengan benar. Kendati demikian, karakter beratnya menyulitkan proses pemasangan dan memerlukan perkakas khusus. Harga ulin juga relatif tinggi sehingga ideal untuk proyek komersial atau hunian mewah yang mengutamakan keawetan jangka panjang.
3. Kayu Jati (Tectona grandis)
Kayu jati terkenal lewat kombinasi estetika dan ketahanan. Tekstur halus, warna cokelat keemasan, dan serat lurus menjadikan jati pilihan populer untuk teras, gazebo, atau decking. Nilai kekerasannya berada di kisaran 1.070–1.150 lbf, cukup untuk penggunaan ringan hingga sedang. Kelenturan serat jati membantu menahan retakan akibat pergantian cuaca. Meski demikian, kayu jati memerlukan minyak khusus atau pelitur impregnasi untuk melindungi lapisan permukaan dari sinar UV dan kelembapan. Perawatan dua kali setahun direkomendasikan untuk mempertahankan warna alami dan mencegah lapuk.
4. Merbau (Intsia bijuga)
Merbau menjadi alternatif antara jati dan ulin. Dengan kekerasan sekitar 1.915 lbf, Merbau menawarkan ketahanan sedang hingga tinggi. Ciri khasnya adalah warna cokelat kemerahan yang dapat memudar menjadi keabu-abuan jika tidak dilindungi. Kandungan minyak alami membuat permukaannya relatif tahan air dan serangan jamur. Namun, kualitas Merbau bervariasi tergantung asal pohon dan proses pengeringan. Sambungan yang kurang kering berisiko warping saat dipasang. Oleh karena itu, pilih kayu Merbau dengan moisture content di bawah 12 persen.
5. Massaranduba (Manilkara bidentata) / Balau
Massaranduba atau dikenal juga sebagai Balau tropis memiliki kekerasan Janka sekitar 3.100 lbf, mendekati kelas ulin. Kepadatan kayu sangat tinggi sehingga cocok untuk area yang terendam air seperti dek kolam renang. Tekstur halus dan warna merah gelap menciptakan aksen mewah pada fasad outdoor. Meski memiliki kelebihan ketahanan, berat massaranduba menyulitkan pelapisan dan pemotongan. Harga massaranduba sedikit lebih terjangkau dibanding ulin, menjadikannya pilihan untuk hunian menengah yang membutuhkan daya tahan ekstra.
Perawatan dan Pemeliharaan
Walaupun kelima jenis kayu di atas memiliki daya tahan tinggi, perawatan berkala mutlak diperlukan. Langkah umum meliputi pembersihan kotoran dan lumut dengan sikat lembut, pembilasan air bersih, serta pengeringan alami di bawah naungan. Aplikasikan minyak kayu atau pelitur outdoor minimal setahun sekali untuk melindungi lapisan permukaan dari sinar UV dan kelembapan. Pastikan ventilasi di bawah lantai tidak terhalang agar sirkulasi udara merata dan kayu tidak lembap berlebih. Hindari penggunaan pembersih kimia keras yang dapat merusak sel kayu.
Kesimpulan
Pemilihan jenis kayu untuk lantai outdoor sebaiknya disesuaikan kebutuhan, anggaran, dan kondisi iklim setempat. Untuk proyek berbiaya moderat, Bangkirai dan Merbau menawarkan keseimbangan antara harga dan ketahanan. Jika mencari ketahanan ekstrem dan umur panjang, kayu Ulin atau Massaranduba menjadi pilihan tepat meski memerlukan investasi lebih tinggi. Sementara itu, kayu Jati cocok dipilih untuk estetika elegan dan kemudahan perawatan. Dengan perencanaan dan perawatan yang baik, lantai kayu outdoor dapat bertahan puluhan tahun sekaligus meningkatkan nilai estetika hunian Anda.
Disclaimer: Artikel ini telah diolah dan ditulis ulang dari berbagai sumber untuk tujuan informasi umum.
Posting Komentar