5 Blunder Penjualan Pemain Manchester United yang Menyesakkan, Termasuk Ronaldo

Table of Contents

Cristiano Ronaldo dan 5 Blunder Penjualan Pemain yang Pernah Dilakukan Manchester United


Manchester United, sebuah institusi sepak bola dengan sejarah panjang dan bergelimang trofi di Liga Inggris, dikenal luas karena kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengembangkan talenta-talenta luar biasa.

Khususnya di era kepemimpinan Sir Alex Ferguson, Setan Merah memiliki reputasi brilian dalam mendatangkan pemain yang, meski terkadang tidak terlalu menonjol di awal, mampu berkembang pesat dan memberikan kontribusi masif bagi tim.

Namun, di balik kisah sukses transfer, ada pula serangkaian keputusan krusial dalam melepas pemain yang kemudian terbukti menjadi bumerang besar. Beberapa penjualan ini tidak hanya membuat klub kehilangan talenta terbaik mereka, tetapi juga berdampak negatif pada performa dan ambisi klub di masa mendatang.

Kasus ikonik penjualan Cristiano Ronaldo pada 2009 ke Real Madrid, yang memecahkan rekor transfer dunia saat itu, hanyalah puncak gunung es dari sederet keputusan pahit yang disesali.

Keputusan Transfer yang Menjadi Bumerang

Daftar pemain yang dilepas Manchester United dan kemudian bersinar di klub lain cukup panjang, meninggalkan penyesalan mendalam di Old Trafford. Salah satunya adalah Diego Forlan. Diboyong dari Independiente pada 2002, Forlan memang tidak terlalu produktif selama di United, hanya mencetak 10 gol dari 64 penampilan.

Akibatnya, ia dilego ke Villarreal dengan harga murah. Namun, di Spanyol, Forlan menjelma menjadi salah satu striker paling mematikan, mencetak 127 gol dalam 240 pertandingan La Liga bersama Villarreal dan Atletico Madrid. Keputusan lainnya yang patut disorot adalah saat Ander Herrera harus angkat kaki.

Gelandang energik asal Spanyol ini, yang direkrut dari Athletic Bilbao pada 2014, adalah tipikal pemain box-to-box yang vital bagi lini tengah United. Setelah lima musim menjadi idola, klub enggan memperpanjang kontraknya, membuka jalan bagi Herrera untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG).

Di PSG, ia menjadi pilar kunci dalam dominasi mereka di Ligue 1.

Bintang yang Bersinar Setelah Hengkang

Kasus serupa juga terjadi pada Memphis Depay. Didatangkan dari PSV Eindhoven dengan ekspektasi tinggi, bahkan mewarisi nomor punggung 7 legendaris Cristiano Ronaldo, Depay gagal memenuhi harapan awal di Old Trafford. Setelah dijual ke Lyon, Depay menemukan kembali performa terbaiknya dan menjadi pemain kunci, bahkan kemudian berhasil merapat ke Barcelona.

Nama lain yang sangat disayangkan adalah Gerard Pique. Produk akademi United sejak 2004, Pique memiliki postur tinggi dan kekuatan fisik sebagai bek. Namun, kesulitan menembus tim utama membuatnya hanya tampil 12 kali sebelum hijrah ke Barcelona pada 2008.

Keputusan ini terbukti sangat tepat baginya, karena Pique meraih kesuksesan luar biasa dan menjadi salah satu bek tengah terbaik di dunia bersama Barcelona dan Timnas Spanyol. Terakhir, ada Jaap Stam, bek legendaris Belanda yang dikenal dengan kemampuan membaca permainan dan kecepatan.

Puncak performanya bersama United terganggu cedera parah pada 2001, yang membuat Sir Alex Ferguson salah mengambil keputusan dengan melepasnya karena mengira performanya akan menurun drastis. Nyatanya, Stam tetap menjadi bek yang sangat tangguh di Lazio, AC Milan, dan Ajax.

Kisah-kisah penjualan pemain ini menjadi pengingat bahwa bahkan klub sebesar Manchester United tidak luput dari kesalahan fatal dalam manajemen transfer. Melepas pemain-pemain dengan potensi besar atau yang masih memiliki performa puncak, seringkali demi keuntungan finansial sesaat, terbukti menjadi kerugian jangka panjang yang signifikan bagi klub.

Posting Komentar